Minggu, 28 April 2013

ILMU SANGKAN PARAN



ILMU SANGKAN PARAN



Aturan-aturan sangkan paran atau asal muasal terjadinya wiji secara singkat dapat dibagi menjadi 5 bab, yaitu :
  1. Kembalinya jiwa ke asal permulaannya (Tuhan).
  2. Terjadinya penciptaan hamba atau makluk yang mempuyai  jiwa hidup dalam raga, kebanyakan hanya dibatasi dalam 7 renkarnasi, bila belum sempurna menjalankan aturan-aturan kewajibannya terhadap Tuhan.
  3. Sebab musabab tidak bisa kembali keasal permulaannya (ke alamnya yang sejati), karena menerjang aturan atau larangan Tuhan
  4. Keterangan bab ganjaran atau pahala dan hukuman dari hasil perbuatan selama hidup, semua orang harus menjalaninya, yang dimaksud adalah ngunduh wohing pakarti, atau menerima karma perbuatan
  5. Datangnya hukuman atau balasan dan pengampunan
  6. Datangnya balasan untuk perbuatan jelek yang belum disempurnakan dengan cara bertobat atau penebusan dari perbuatan dosa pembunuhan
Eling atau sadar akan kematian
Pengendalian hawa nafsu dan sikap mawas diri yang terus menerus akan menimbulkan kesadaran hidup, godaan yang paling besar adalah menuruti hawa nafsu dan keangkara murkaan ke barang yang tidak kekal karena biasanya bersifat menyenangkan dan membahagiakan sesaat tanpa disadari dibalik itu semua ada karmanya, ketekunan menjalani hidup dengan iklas  lambat laun akan menimbulkan pencerahan untuk berbuat kebajikan dan bertobat atas dosa-dosanya, sehingga timbul niat yang kuat ingin kembali ke asal sejatinya asal yaitu Tuhan dengan sarana berbuat baik di jalan Tuhan lewat utusannya yang maha abadi. Pada umumnya manusia itu ingin panjang umur, tapi harus diingat bahwa makluk itu tidak ada yang abadi, kalau sudah sampai pada janjinya Tuhan akan mengambilnya kembali. Untuk itu hidup di alam dunia ini jangan sampai terlalu berlebih-lebihan menuruti hawa nafsunya. Sadarlah kepada yang membuat jagad seisinya.
Bagi orang yang bisa menjalankan kewajiban selama hidupnya, roh suci akan diturunkan ke alam dunia, setelah keluar rohnya akan dituntun kembali ke alam keabadian atau alam sejati, sedangkan orang yang tidak mempersiapkan air bening sebelum meninggal, jalannya akan masuk ke alam hamba yang berbadan api. Tapi sebelum menerima hukuman atau balasan yang terahir, bisa juga masuk ke alam kafiruna atau alam pengingkaran, yaitu alam yang penuh dengan penderitaan para hamba yang lupa. Kalau di alam ini menemukan kesadaran  dan bertobat akan mendapatkan pertolongan dari sang guru sejati untuk dibimbing kembali ke keratonnya gusti (alam sejati). Untuk itu jangan sampai menunda-nunda waktu, mumpung masih diberi kesehatan dan kekuatan, semua perbuatan akan menerima balasannya,  kebaikan atau kejelekan semua diperhitungkan. Bisanya kembali ke asal dari permulaannya alam harus ditebus dengan tingkah laku dan perilaku yang baik, semua akan diadili dari yang maha adil. Dosa yang paling besar adalah tidak mengakui adanya tuhan, atau disebut orang kafirun, tapi pada penerapan yang sebenarnya adalah, siapa saja yang membohongi hati nurani termasuk orang yang ingkar.

Sebab-sebab yang menyebabkan gangguan kematian
            Semua ini berhungan dengan perilaku seseorang selama dia hidup, perilau yang tidak baik akan menutup jalan kembalinya ke asal dari asal muasal yang abadi, yaitu yang maha abadi. Ketika Tuhan menurunkan roh suci, semuanya sudah sama tahu dan mengerti apa yang jadi kewajibannya sendiri-sendiri, supaya baik untuk mencukupi kebutuhan hidup, dan saling hormat menghormati sesama hidup. 

Karma
            Sebenarnya Tuhan tidak mempunyai sifat menghukum atau memberi pahala, Tuhan maha kasih dan sayang. Sifatnya yang adil untuk memerintah dan menguasai alam seisinya, yang disebut asih adalah sifat pengampunan Tuhan dari segala macam dosa kalau umatnya benar-benar bertobat dan melakukan kewajibannya. Terhindarnya hukuman tidak sekedar diruwat, tapi ruwatan yang sebenarnya adalah sadar dan mengakui kesalahannya, kemudian minta maaf dibarengi dengan merubah tingkah laku dan perbuatannya yang tidak baik ditinggalkan. Pada kalayak umum biasanya ruwatan dilakukan dengan upacara adat atau mengundang ruwatan dengan wayang, pada kalangan islam dinamakan dengan ru’yah. Tuhan yang maha welas dan asih sebenarnya tidak akan mempersulit atau dengan cara-cara yang sulit apalagi dengan mengeluarkan biaya yang banyak. Biasanya ini digunakkan oleh para normal atau kyai untuk mengambil keuntungan dari kesusahan orang lain. Tuhan memberikan fasilitas hidup kepada umatnya saja gratis semua, tinggal bagaimana orang akan memanfaatkannya, Tuhan memberi kemudahan tapi sering manusia sendiri yang mempersulit dengan menciptakan aturan-aturan sendiri.

Datangnya balasan atau ngunduh wohing penggawe.
Datangnya hukuman dari dosa yang sudah dilakukan melalui sesama umat atau suasana yang digelar dialam ini, sesuai dengan hasil perbuatannya
1.    Siapa yang berbuat baik akan menuai kebahagiaan
2.    Siapa yang berbuat jelek akan menuai kesengsaraan
Walaupun yang sudah terjadi mempunyai dosa yang besar asal orang tersebut mau bertobat maka Tuhan akan memberi ampun dan mau melakukan budi darma dengan rasa iklas berdasarkan sifat utama atau mulia. Jadi perilaku yang baik otomatis akan menawarkan hukuman dan membuka jalan ketentraman atau kebahagiaan, akhirnya bisa selamat dan terbebas dari rasa ragu-ragu. Dalam hati juga ditanamkan : jangan merasa senang kalau menerima pahala karena kesenangan menimbulkan lupa, jangan bersedih dikala menerima balasan kesengsaraan, karena kesedihan akan menutup hati menjadi gelap yang akhirnya dituntun ke jalan kesesatan.
Siapa yang menanam dia yang akan menuai, dalam istilah ilmu sangkan paran ini sangat tepat sekali, karena didalam ajaran Islam diterangkan bahwa “ siapa yang berbuat kebaikan sebiji sawipun Tuhan akan membalasnya berlipat, dan siapa yang berbuat kejahatan sebiji sawipun Tuhan akan membalasnya berlipat juga”, jadi Tuhan tidak menghukum umatnya, tapi karena mempunyai sifat adil Tuhan berhak mengadili siapa saja menurut perbuatan umatnya. Kata sangkan paran yang berarti asal dan arahnya kemana. Kita semua asalnya dari Tuhan dan kita akan kembali ke Tuhan, itu yang dinamakan jalan yang benar. Innalillahi wainnalillahi roji’un artinya Asalnya dari Allah akan kembali ke Allah, umat yang bisa menetapi ini dinamakan ilmu kasampurnan kalau bisa melewati jalan yang benar (sirothollmustaqiim). Jadi dapat ditarik benang merah, siapapun yang berasal dari Allah bersih, maka kembali ke Allah harus bersih juga, yang menjadi hambatan tidak bisa kembali ke Allah lagi karena kesalahan perilaku semasa didunia tidak bisa melakukan kewajibannya seperti yang dijanjikan semasa masih dalam kandungan ketika akan lahir dialam dunia.
Alam dunia juga bisa dikatakan alam gelap, karena manusia lahir didunia selalu menghadapi masalah, alam terang adalah alam ketika wiji atau benih masih dialam keabadian, dialam gelap ini manusia mencari jalan terang untuk kembali alam keabadian yang sejati, tapi didalam hidup banyak menghadapi masalah dan godaan yang banyak, bahkan jalannya disimpangkan atau dibelokkan ke alam kadewatan, jim atau setan, akhirnya tidak bisa kembali ke alam asal yang sejati sebelum turun ke bumi, kalau semasa hidupnya menggunakkan kekuatan jim atau setan, maka tidak bisa kembali ke asal karena siapa yang berbuat harus mau menuai hasil perbuatannya. Contohnya seorang pedagang yang ingin laris dagangannya melakukan ritual tertentu minta kekuatan jim atau setan, maka ia akan masuk kedalam kesesatan yang nyata, atau dia melakukan puasa menggunakkan aji, ismu, atau ilmu yang pada dasarnya akan memanggil kekuatan makluk halus, ini juga sudah masuk kedalam kesesatan yang nyata. Jadi ilmu sangkan paran sebenarnya sebuah istilah perjalanan hidup untuk bisa kembali ke alam asal dengan selamat,  keselamatan akan diperoleh kalau soseorang bisa melakukan kewajibannya dengan benar dan harus berbuat baik dan mulia berdasarkan budi luhur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar